BREAKING NEWS

BWF World Championships 2025: PV Sindhu Hadapi Tantangan Brutal, Siapa Raja Baru Bulu Tangkis?

(Foto : Bolasport.com)

SportIDSuasana di Stade Pierre de Coubertin memanas seperti api unggun di musim dingin. Ribuan penonton dari seluruh dunia berkumpul, mata mereka tertuju pada raket-raket yang siap memukul shuttlecock dengan kecepatan kilat. Inilah BWF World Championships 2025, panggung terbesar bulu tangkis tahun ini, di mana para legenda bertarung untuk merebut gelar juara dunia. Tapi tahun ini, sorotan utama jatuh pada PV Sindhu, bintang India yang dikenal dengan smash mematikan dan ketangguhannya di lapangan. Namun, jalan menuju podium tak semudah membalik telapak tangan—tantangan brutal menanti, dan pertanyaan besar menggantung: siapa yang akan menjadi raja baru di kerajaan bulu tangkis?

Mari kita mulai dari awal. Kejuaraan Dunia BWF, yang digelar setiap tahun kecuali saat Olimpiade, adalah ujian tertinggi bagi para pebulu tangkis. Tahun ini, event berlangsung di Paris, kota cahaya yang kini disinari oleh kilau medali emas. Lebih dari 400 atlet dari 50 negara bertanding di lima kategori: tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Kompetisi dimulai sejak 18 Agustus dan akan berpuncak pada final akhir pekan ini. Apa yang membuat edisi 2025 ini begitu spesial? Ini adalah momen transisi. Generasi lama mulai memudar, sementara bintang-bintang muda muncul dengan gaya bermain yang lebih agresif, cepat, dan taktis.

PV Sindhu, peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 dan perunggu Paris 2024, datang sebagai salah satu favorit di tunggal putri. Pada usia 30 tahun, Sindhu masih menjadi mesin perang di lapangan. Smash-nya yang mencapai kecepatan 400 km/jam sering membuat lawan kewalahan, dan pengalamannya di turnamen besar tak tertandingi. Tapi, tahun ini, Sindhu menghadapi "tantangan brutal" yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Cedera lutut ringan yang sempat mengganggu persiapannya membuatnya harus bermain lebih hati-hati. "Saya siap bertarung sampai titik darah penghabisan," kata Sindhu dalam konferensi pers pra-turnamen. "Ini bukan soal usia, tapi soal hati dan strategi."

Tantangan pertama datang dari rival abadinya, An Se-young dari Korea Selatan. Gadis 23 tahun ini seperti badai yang tak bisa dihentikan—juara bertahan dari 2023 dan 2024, dengan rekor kemenangan 80% tahun ini. An bermain dengan kecepatan luar biasa, menggabungkan defense ketat dan serangan mendadak yang sering membuat lawan kehilangan ritme. Sindhu pernah mengalahkannya di final India Open awal tahun, tapi di babak 16 besar kemarin, An tampak lebih siap. "Sindhu adalah inspirasi, tapi saya ingin membuktikan bahwa era baru sudah tiba," ujar An dengan senyum tipis.

Bukan hanya An. Kompetitor lain seperti Tai Tzu-ying dari Taiwan, yang dikenal sebagai "Ratu Bulu Tangkis" karena trik-trik liciknya, masih menjadi ancaman. Meski berusia 31, Tai punya kemampuan membaca permainan lawan seperti membaca buku terbuka. Lalu ada Carolina Marin dari Spanyol, petarung sengit yang kembali dari cedera panjang dan siap merebut gelar ketiganya. Di sisi Asia, Chen Yufei dari China tak boleh dianggap remeh—juara Olimpiade 2020 ini punya stamina tak habis-habis. Sindhu harus melewati mereka semua jika ingin meraih gelar dunia ketiganya setelah 2019.

Sementara itu, di tunggal putra, pertarungan tak kalah sengit. Viktor Axelsen dari Denmark, raksasa berpostur 194 cm, masih mendominasi dengan smash vertikal yang mematikan. Tapi, apakah dia bisa mempertahankan tahta? Tantangan datang dari Jonatan Christie dari Indonesia, yang baru saja menang di All England Open. Jojo, sapaan akrabnya, bermain dengan semangat juang tinggi, didukung ribuan fans yang meneriakkan "Indonesia!" di tribun. "Ini saatnya Indonesia bangkit," kata Jojo. Lalu ada Kunlavut Vitidsarn dari Thailand, pemuda 24 tahun yang punya teknik halus dan kecepatan kaki seperti kilat.

Di ganda putra, pasangan India Satwiksairaj Rankireddy dan Chirag Shetty menjadi harapan baru. Mereka dijuluki "The Smash Bros" karena serangan ganda mereka yang brutal. Tahun ini, mereka sudah menyabet tiga gelar Super 1000. Lawan utama? Pasangan China Liang Weikeng dan Wang Chang, yang seperti mesin tak pernah lelah. Di ganda putri, Chen Qingchen dan Jia Yifan dari China tetap favorit, tapi pasangan Jepang Nami Matsuyama dan Chiharu Shida siap memberi kejutan dengan permainan cepat mereka.

Ganda campuran mungkin yang paling tak terduga. Zheng Siwei dan Huang Yaqiong dari China, pasangan emas Olimpiade, masih unggul. Tapi, duo Korea Seo Seung-jae dan Chae Yu-jung muncul dengan chemistry luar biasa. "Kami bermain seperti satu jiwa," kata Chae.

Apa yang membuat kejuaraan ini "fresh" dan berbeda? Tahun 2025 menandai era pasca-pandemi sepenuhnya, di mana atlet muda seperti Lakshya Sen dari India atau Lee Zii Jia dari Malaysia membawa gaya bermain hybrid—menggabungkan kekuatan fisik dengan analisis data. Banyak tim menggunakan AI untuk menganalisis pola lawan, membuat pertandingan lebih strategis. Selain itu, isu lingkungan menjadi sorotan: shuttlecock ramah lingkungan dari bulu sintetis mulai digunakan, mengurangi ketergantungan pada bulu angsa.

Bagi penggemar Indonesia, harapan tinggi pada Anthony Sinisuka Ginting dan Gregoria Mariska Tunjung. Ginting, dengan dropshot liciknya, bisa jadi kuda hitam di tunggal putra. Gregoria, di tunggal putri, punya peluang jika bisa mengatasi tekanan mental. "Kami siap memberikan yang terbaik untuk Merah Putih," kata Ginting.

Siapa yang akan menjadi raja baru? Mungkin An Se-young yang merebut tahta tunggal putri, atau Jonatan Christie yang mengakhiri paceklik gelar Indonesia. Atau, PV Sindhu yang bangkit seperti phoenix dan membuktikan bahwa pengalaman masih berharga. Satu hal pasti: BWF World Championships 2025 bukan sekadar turnamen, tapi cerita tentang ketangguhan, inovasi, dan mimpi. Pantau terus perkembangannya—final akhir pekan ini akan jadi klimaks yang tak terlupakan. Bulu tangkis bukan hanya olahraga, tapi seni perang di lapangan hijau. Siapakah pemenangnya? Jawabannya ada di shuttlecock berikutnya.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar