BREAKING NEWS

Ginting Tersingkir Mengejutkan! Drama Babak 32 Besar China Masters 2025 yang Bikin Indonesia Gempar

Ginting Tersingkir
(Foto : RMOLSumut)

SportIDDunia bulutangkis Indonesia dikejutkan oleh kekalahan mengejutkan Anthony Sinisuka Ginting di babak 32 besar China Masters 2025. Pemain andalan Merah Putih yang dikenal dengan pukulan smash mematikannya itu tersingkir lebih awal setelah bertarung sengit melawan wakil tuan rumah, Li Shifeng. Skor akhir 21-19, 18-21, 15-21 ini bukan hanya sebuah kekalahan biasa, tapi sebuah drama panjang yang meninggalkan tanda tanya besar bagi pelatih dan penggemar di Tanah Air. Bagaimana bisa Ginting, yang baru saja menunjukkan performa gemilang di turnamen sebelumnya, gagal menembus babak berikutnya di ajang Super 750 ini?

Turnamen China Masters 2025, yang digelar di Beijing sejak 15 September, menjadi sorotan dunia badminton karena kehadiran para unggulan top. Bagi Indonesia, harapan besar diletakkan pada bahu Ginting, yang masuk sebagai seed keenam. Namun, hari Rabu kemarin, mimpi itu pupus di tangan Li Shifeng, pebulutangkis muda China berusia 23 tahun yang sedang on fire. Pertandingan ini berlangsung selama hampir satu jam di Beijing National Indoor Stadium, di mana penonton tuan rumah yang memadati tribun tak henti-hentinya menyemangati wakil mereka. Bagi Ginting, ini adalah pukulan telak yang membuat seluruh negeri badminton kita bergemuruh.

Awal yang Menjanjikan: Ginting Unggul di Set Pertama

Pertemuan ini sebenarnya adalah rematch dari pertandingan tahun lalu di turnamen yang sama, di mana Ginting sempat menang tipis. Kali ini, Li Shifeng tampak lebih siap. Ginting memulai dengan agresif, memanfaatkan kecepatan kakinya yang legendaris untuk mendominasi net. Smash-smash kerasnya langsung menyulut api semangat, dan ia berhasil merebut set pertama 21-19 setelah sempat tertinggal 15-17. Saat itu, banyak pengamat yang yakin Ginting akan melanjutkan momentumnya. "Ini Ginting yang kita kenal," kata seorang komentator lokal di siaran langsung, merujuk pada gaya permainan pebulutangkis asal Jawa Barat ini yang selalu penuh kejutan.

Namun, di balik keunggulan itu, ada tanda-tanda kelelahan yang mulai terlihat. Ginting baru saja menyelesaikan latihan intensif pasca-kualifikasi Olimpiade, dan jet lag dari perjalanan panjang ke China mungkin ikut berperan. Li Shifeng, yang bermain di kandang sendiri, mampu membaca pola permainan Ginting dengan cepat. Ia sering kali mengandalkan drop shot halus di sisi lapangan, memaksa Ginting berlari bolak-balik. Di akhir set pertama, Ginting sempat meminta time-out untuk mengatur napas, tapi ia berhasil bangkit dan menutup set dengan pukulan lob yang sempurna.

Balik Serang Li Shifeng: Set Kedua Penuh Ketegangan

Memasuki set kedua, tekanan mulai bergeser. Li Shifeng, yang dikenal sebagai pemain bertahan ulung, mulai mengubah strategi. Ia lebih sering menggunakan pukulan drive cepat ke baseline, memanfaatkan kekuatan angin indoor yang sedikit mengganggu arah shuttlecock. Ginting terlihat kesulitan dalam mengantisipasi perubahan ini. Skor sempat imbang 10-10, tapi Li mulai unggul setelah melakukan serangkaian smash akurat yang membuat Ginting terpental ke belakang lapangan.

Drama mencapai puncaknya di poin-poin krusial. Pada skor 18-18, Ginting melakukan kesalahan fatal: sebuah net shot yang gagal, diikuti oleh pukulan smash yang melebar. Penonton China bergemuruh, sementara Ginting terlihat frustrasi, memukul raketnya pelan ke tanah. Set kedua akhirnya dimenangkan Li dengan 21-18, menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Saat jeda, pelatih Ginting, Irwansyah, terlihat memberikan arahan panjang lebar, menekankan pentingnya menjaga stamina. "Kita harus lebih sabar," bisiknya, meski suara itu tak terdengar oleh penonton.

Bagi penggemar di Indonesia yang menyaksikan melalui live streaming, momen ini seperti roller coaster emosi. Media sosial langsung ramai dengan tagar #SaveGinting, di mana netizen berbagi dukungan dan analisis singkat. Banyak yang menyoroti bagaimana Li Shifeng, sebagai rising star China, telah berkembang pesat sejak bergabung dengan tim nasional pada 2022. Kekalahannya atas Ginting di masa lalu tampaknya menjadi pelajaran berharga baginya.

Klimaks di Set Penentu: Kekalahan yang Tak Terhindarkan

Set ketiga menjadi pembuktian siapa yang lebih tangguh secara mental. Ginting tampak berusaha bangkit, memulai dengan dua poin cepat berkat smash cross-court yang brilian. Tapi Li Shifeng tak tinggal diam. Ia memanfaatkan kelemahan Ginting di sisi forehand, sering kali mengirim shuttlecock ke area tersebut untuk memaksa kesalahan. Skor 5-5 berubah menjadi 10-15 untuk Li setelah Ginting melakukan double fault – sebuah kesalahan langka bagi pemain sekaliber dia.

Di titik ini, stamina Ginting mulai menipis. Gerakannya yang biasanya lincah terlihat lambat, dan ia sering kali gagal menjangkau drop shot Li. Pada poin 15-20, Ginting sempat menyamakan dengan pukulan backhand slice yang indah, tapi itu hanya sementara. Li menutup pertandingan dengan smash telak yang tak terbendung, menyelesaikan kemenangan 21-15. Saat shuttlecock mendarat di luar garis, Ginting hanya bisa menunduk, sementara Li berlari ke pelatihnya untuk pelukan meriah.

Kekalahan ini bukan hanya soal skor, tapi juga tentang pelajaran besar. Ginting, yang kini berusia 28 tahun, telah menjadi pilar tim Indonesia sejak era Junior. Prestasinya di All England 2023 dan Asian Games masih segar di ingatan, tapi kekalahan di China Masters 2025 ini mengingatkan kita bahwa badminton adalah olahraga yang tak kenal ampun. "Ini bagian dari proses," kata Ginting secara singkat setelah pertandingan, meski wajahnya menunjukkan kekecewaan mendalam.

Dampak bagi Tim Indonesia: Harapan Masih Ada

Kekalahan Ginting ini tentu menyedihkan, tapi bukan akhir dari perjuangan Indonesia di China Masters 2025. Jonatan Christie, rekan setimnya, masih bertahan di babak 16 besar dan dijadwalkan bertemu dengan pemain Thailand besok. Pasangan ganda putra seperti Fajar Alfian/Rian Ardianto juga menjanjikan, dengan performa solid di babak awal. Pelatih kepala PBSI, Susy Susanti, kemungkinan akan memanggil rapat darurat untuk mengevaluasi strategi tim, terutama menghadapi tuan rumah yang selalu haus kemenangan.

Bagi Ginting pribadi, ini bisa menjadi titik balik. Ia dijadwalkan istirahat singkat sebelum mempersiapkan diri untuk Japan Open bulan depan. Analis badminton di Indonesia menilai bahwa Ginting perlu memperkuat latihan fisik, terutama endurance untuk menghadapi pertandingan tiga set yang melelahkan. "Ginting punya potensi besar, tapi ia harus adaptasi dengan gaya pemain Asia Timur yang semakin variatif," ujar seorang mantan pebulutangkis nasional yang enggan disebut namanya.

Di sisi lain, kemenangan Li Shifeng ini memperkuat dominasi China di turnamen BWF World Tour. Sebagai negara tuan rumah, China selalu unggul dalam hal dukungan massa dan fasilitas latihan. Namun, bagi Indonesia, badminton tetap menjadi kebanggaan nasional. Kekalahan seperti ini justru bisa memicu semangat baru, seperti yang pernah terjadi setelah gagal di Olimpiade Tokyo.

Mengapa Drama Ini Bikin Gempar?

Apa yang membuat kekalahan Ginting begitu menggemparkan? Pertama, ekspektasi tinggi dari masyarakat. Ginting adalah idola anak muda, dengan jutaan followers di media sosial yang selalu menanti kabar baiknya. Kedua, konteks turnamen: China Masters adalah ajang krusial untuk poin ranking menjelang Piala Thomas 2026. Ketiga, drama di lapangan – dari comeback set kedua hingga kesalahan krusial – membuat pertandingan ini layak disebut sebagai salah satu yang paling menegangkan di babak awal.

Penggemar di Indonesia tak henti-hentinya berdiskusi di forum online. "Ginting butuh dukungan lebih, jangan salahkan dia sendirian," tulis salah seorang fans di grup WhatsApp komunitas badminton. Sementara itu, di Beijing, Ginting terlihat berlatih ringan sore ini, menunjukkan tekad untuk bangkit. Badminton Indonesia, meski terpukul, pasti akan lebih kuat.

Turnamen China Masters 2025 masih berlanjut hingga akhir pekan, dan kita berharap wakil lainnya bisa membawa pulang medali. Untuk Ginting, ini hanyalah satu babak dalam karir panjangnya. Tetap semangat, Jo! Indonesia bangga padamu.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar