Malaysia Cetak Sejarah! Chen Tang Jie/Toh Ee Wei Rebut Emas Pertama Ganda Campuran di BWF World Championships 2025
SportID - Di tengah hiruk-pikuk sorak sorai penonton yang memenuhi arena La Chapelle Arena, sejarah baru terukir untuk bulu tangkis Malaysia. Pasangan ganda campuran Chen Tang Jie dan Toh Ee Wei berhasil merebut medali emas pertama bagi negara mereka di nomor ganda campuran pada Kejuaraan Dunia BWF 2025. Kemenangan dramatis ini bukan hanya sebuah trofi, tapi simbol ketangguhan dan semangat juang yang telah lama dinanti oleh para penggemar olahraga Tanah Air.
Perjalanan menuju puncak ini dimulai dari babak penyisihan yang penuh tantangan. Chen dan Toh, yang sering disebut sebagai "duo dinamis" oleh para analis badminton, memulai turnamen dengan performa yang stabil namun tak terlalu mencolok. Mereka lolos dari grup mereka dengan catatan kemenangan straight set atas pasangan-pasangan unggulan dari Eropa dan Asia Tenggara. Namun, ujian sesungguhnya datang di perempat final, saat mereka berhadapan dengan pasangan veteran dari China, yang dikenal dengan strategi defensif yang rapat dan serangan balik yang mematikan.
Dalam pertandingan itu, Chen menunjukkan keahliannya dalam mengontrol net, sementara Toh dengan lincahnya menutup setiap celah di belakang lapangan. Skor ketat 21-19, 18-21, dan 22-20 menjadi bukti betapa sengitnya perebutan poin demi poin. "Kami saling percaya satu sama lain. Itu kunci utamanya," ujar Chen usai pertandingan, dengan senyum lelah tapi penuh kepuasan. Toh menambahkan, "Ini bukan hanya soal teknik, tapi juga mental. Kami belajar dari kekalahan-kekalahan sebelumnya untuk bangkit lebih kuat."
Menuju semifinal, pasangan Malaysia ini semakin menunjukkan dominasi mereka. Lawan dari Indonesia, yang biasanya menjadi rival abadi, harus mengakui keunggulan Chen/Toh dalam dua set langsung. Strategi permainan cepat dan variasi smash yang tak terduga membuat lawan kesulitan mengembangkan permainan. Para komentator menyebutnya sebagai "masterclass" dalam ganda campuran modern, di mana kecepatan dan adaptasi menjadi senjata utama.
Puncaknya, tentu saja, adalah final yang digelar pada Minggu malam waktu setempat. Berhadapan dengan pasangan favorit dari Jepang, yang telah memenangkan gelar di turnamen sebelumnya, Chen dan Toh tampil tanpa beban. Set pertama berlangsung sengit, dengan kedua pasangan saling bergantian memimpin skor. Namun, di poin-poin krusial, pengalaman Chen dalam mengatur ritme permainan membuat Malaysia unggul 21-18.
Set kedua menjadi panggung bagi Toh Ee Wei. Dengan servis akurat dan return yang tajam, ia berhasil membalikkan keadaan saat lawan sempat memimpin 15-12. Sorak sorai dari suporter Malaysia yang hadir di arena semakin membara, seolah memberikan energi tambahan. Akhirnya, dengan smash keras dari Chen yang tak bisa dikembalikan, set kedua dimenangkan 21-19. Saat poin terakhir itu jatuh, keduanya langsung berpelukan di tengah lapangan, sementara bendera Merah Putih Malaysia berkibar di layar besar.
Kemenangan ini bukan hanya prestasi pribadi bagi Chen Tang Jie, 27 tahun, dan Toh Ee Wei, 25 tahun, tapi juga tonggak sejarah bagi federasi bulu tangkis Malaysia. Sejak Kejuaraan Dunia BWF pertama kali digelar pada 1977, Malaysia telah meraih berbagai medali di nomor tunggal dan ganda putra/putri, tapi ganda campuran selalu menjadi "lubang" yang sulit ditembus. "Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Kami dedikasikan untuk seluruh rakyat Malaysia," kata Toh dalam konferensi pers pasca-pertandingan, dengan mata berkaca-kaca.
Dampak dari kemenangan ini langsung terasa di Tanah Air. Media sosial dipenuhi dengan ucapan selamat dari para atlet, selebriti, hingga pejabat pemerintahan. Perdana Menteri Malaysia bahkan menyampaikan pesan khusus, menyebutnya sebagai inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang di kancah internasional. Para pelatih di akademi bulu tangkis nasional pun optimis bahwa ini akan memicu gelombang baru talenta di nomor ganda campuran.
Tapi, di balik euforia, Chen dan Toh tetap rendah hati. Mereka mengakui bahwa perjalanan masih panjang, dengan Olimpiade 2028 di depan mata. "Kami harus terus berlatih dan belajar. Kompetisi semakin ketat," ujar Chen. Toh menambahkan, "Terima kasih kepada tim pelatih, keluarga, dan fans yang selalu mendukung. Tanpa kalian, ini tak mungkin."
Kejuaraan Dunia BWF 2025 di Paris ini sendiri menjadi edisi yang penuh kejutan. Selain kemenangan Malaysia, ada juga pergeseran kekuatan di nomor-nomor lain, dengan atlet muda dari negara berkembang mulai menantang dominasi tradisional dari China dan Denmark. Bagi penggemar badminton, turnamen ini mengingatkan bahwa olahraga ini bukan hanya soal kekuatan fisik, tapi juga strategi, ketahanan mental, dan kerjasama tim.
Dengan medali emas ini, Chen Tang Jie dan Toh Ee Wei tak hanya mencetak sejarah, tapi juga membuka babak baru bagi bulu tangkis Malaysia. Siapa tahu, ini adalah awal dari era keemasan yang lama ditunggu. Pantau terus perkembangan mereka di turnamen-turnamen mendatang – badminton dunia semakin menarik untuk disaksikan!
