Victor Lai Pecahkan Sejarah: Medali Bronze Pertama Kanada di BWF World Championships 2025
Bayangkan ini: Sebuah negara yang jarang disebut-sebut di peta badminton elit dunia tiba-tiba menyumbang medali di ajang paling prestisius sepanjang tahun. Bagi Victor Lai, perjalanan menuju podium ini adalah perpaduan antara ketekunan, strategi cerdas, dan senjata rahasia yang membuat lawan-lawannya geleng-geleng kepala: smash mematikan yang kecepatannya bisa mencapai 400 kilometer per jam. "Ini bukan hanya tentang menang, tapi membuktikan bahwa badminton bisa berkembang di mana saja, bahkan di negeri yang lebih akrab dengan es dan salju," ujar Lai dengan senyum lebar usai pertandingan, sambil mengangkat medali perunggunya di depan kamera.
Latar Belakang yang Menginspirasi: Dari Lapangan Lokal ke Panggung Dunia
Untuk memahami bagaimana Victor Lai bisa mencapai puncak ini, kita harus mundur ke awal ceritanya. Lahir dari keluarga imigran Tionghoa-Kanada, Lai pertama kali memegang raket badminton di usia tujuh tahun di sebuah klub komunitas kecil di pinggiran Vancouver. Saat itu, badminton di Kanada masih dianggap sebagai olahraga "hobi" – jauh dari sorotan seperti hoki atau sepak bola. Namun, bakat alami Lai segera terlihat. Dengan gerakan lincah dan insting permainan yang tajam, ia mulai menyabet gelar juara provinsi pada usia remaja.
Perjalanan profesionalnya dimulai pada 2018, ketika ia bergabung dengan tim nasional Kanada. Tapi jalan menuju BWF World Championships 2025 tak selalu mulus. Pandemi global dua tahun lalu sempat menghentikan turnamen internasional, memaksa Lai berlatih sendirian di garasi rumahnya. "Saya ingat hari-hari itu: shuttlecock beterbangan di ruang sempit, sementara dunia di luar sana lumpuh. Tapi justru saat itulah saya belajar disiplin sejati," kenangnya dalam wawancara eksklusif pasca-kemenangan.
Tahun 2025 menjadi titik balik. Dengan dukungan dari Badminton Canada yang baru saja mendapat suntikan dana pemerintah, Lai berlatih di bawah bimbingan pelatih asal Denmark, Erik Jensen, yang dikenal sebagai ahli teknik smash. Mereka menghabiskan berbulan-bulan di fasilitas pelatihan elite di Toronto, menganalisis video pertandingan lawan dan menyempurnakan gaya permainan Lai. Hasilnya? Ia lolos ke babak utama BWF World Championships di Paris, turnamen yang diikuti oleh lebih dari 300 atlet dari 50 negara, termasuk raksasa seperti China, Indonesia, dan Denmark.
Jalur Menuju Medali: Drama di Lapangan Hijau
BWF World Championships 2025, yang berlangsung dari 3 hingga 8 September di Paris, adalah ajang yang penuh kejutan. Sebagai tuan rumah Olimpiade 2024, Prancis menyediakan venue yang megah, tapi tekanan kompetisi tetap tinggi. Victor Lai memulai perjalanannya di babak 32 besar melawan pemain Jepang, Hiroshi Tanaka. Pertandingan pertama itu berlangsung sengit: Lai kalah di set pertama 18-21, tapi bangkit dengan smash-smash dahsyat di set kedua dan ketiga, menang 21-19 dan 21-17. "Smash saya seperti petir – tak terduga dan mematikan," candanya setelahnya.
Semakin dalam babak, semakin ketat tantangannya. Di perempat final, ia bertemu dengan favorit tuan rumah, pemain Prancis Julien Moreau, yang menduduki peringkat dunia ke-12. Ribuan penonton Prancis bernyanyi mendukung Moreau, tapi Lai tetap tenang. Dengan strategi defensif yang solid di awal, ia membalikkan keadaan di set kedua berkat serangkaian smash cross-court yang membuat shuttlecock nyaris tak terlihat. Skor akhir: 15-21, 21-18, 21-16 untuk Lai. Ini adalah kemenangan terbesar dalam karirnya hingga saat itu.
Menuju semifinal, nasib membawa Lai berhadapan dengan Lee Zii Jia dari Malaysia, juara bertahan All England. Pertandingan ini menjadi puncak drama turnamen. Set pertama dimenangkan Lai dengan skor tipis 22-20, berkat smash overhead yang luar biasa. Namun, di set kedua, Lee bangkit dan memaksa rubber set. Di game penentunya, dengan skor 18-18, Lai mengeluarkan smash terkuatnya: shuttlecock meluncur dengan kecepatan 402 km/jam, menurut pengukur resmi BWF, dan menghantam garis akhir. Lawannya tak berkutik. Skor akhir semifinal: 22-20, 18-21, 21-19. Tapi, sayangnya, di final melawan Viktor Axelsen dari Denmark, Lai harus puas dengan medali perunggu setelah kalah 16-21, 19-21. Meski begitu, posisi ketiga ini sudah lebih dari cukup untuk mengukir sejarah.
Prestasi ini bukan kebetulan semata. Statistik BWF menunjukkan bahwa Kanada sebelumnya tak pernah meraih medali di Kejuaraan Dunia sejak debut pada 1977. Lai menjadi yang pertama, dan ia melakukannya dengan gaya yang membuat badminton Kanada naik kelas.
Rahasia Smash Mematikan: Senjata Utama Victor Lai
Apa yang membuat Victor Lai begitu istimewa? Jawabannya ada pada smash-nya yang legendaris. Bagi yang baru mengenal badminton, smash adalah pukulan overhead paling kuat, di mana pemain melompat tinggi dan menghantam shuttlecock ke bawah dengan raket seperti palu godam. Smash Lai bukan sembarang pukulan; ini adalah kombinasi teknik, fisik, dan mental yang bisa dipelajari siapa saja, termasuk Anda yang mungkin sedang membaca ini di klub lokal.
Pertama, mari kita bedah teknik dasarnya. Menurut analisis pelatih Jensen, smash Lai dimulai dari posisi siap: kaki selebar bahu, raket diangkat tinggi di atas kepala. Saat shuttlecock datang, ia melompat dengan dorongan dari kaki kanan (untuk pemain tangan kanan), memutar pinggul untuk menambah tenaga, dan memukul dengan sudut raket yang tepat – sekitar 45 derajat untuk kecepatan maksimal. "Kuncinya adalah timing. Jangan buru-buru; tunggu shuttlecock mencapai puncaknya," jelas Lai dalam sesi latihan yang direkam untuk dokumenter mendatang.
Yang membuat smash Lai "mematikan" adalah elemen kejutan. Ia sering menggabungkannya dengan feint – gerakan palsu yang membuat lawan salah antisipasi. Misalnya, di semifinal melawan Lee, Lai berpura-pura melakukan drop shot lembut, tapi tiba-tiba beralih ke smash keras. Hasilnya? Poin instan dan sorak penonton yang menggelegar.
Untuk Anda yang ingin meniru, berikut panduan sederhana langkah demi langkah, disesuaikan untuk pemain amatir:
- Latihan Fisik Dasar: Bangun kekuatan bahu dan kaki dengan latihan seperti squat jump dan shoulder press. Lakukan 3 set 10 repetisi setiap hari. Victor sendiri menghabiskan 90 menit sehari untuk ini.
- Teknik Grip dan Raket: Gunakan grip forehand yang kuat – jari-jari merangkul raket seperti memegang palu. Pilih raket dengan ketegangan senar 24-26 lbs untuk kecepatan smash yang optimal. Hindari raket terlalu berat jika Anda pemula.
- Latihan Smash: Mulai dengan partner yang melempar shuttlecock tinggi. Fokus pada lompatan vertikal setinggi mungkin (target 70 cm untuk pemula). Ulangi 50 kali per sesi, dan rekam video untuk koreksi diri. "Saya mulai dari smash lambat, lalu tingkatkan kecepatan," saran Lai.
- Mentalitas: Smash bukan hanya fisik; ini soal kepercayaan diri. Visualisasikan pukulan sukses sebelum bertanding. Lai menggunakan meditasi 10 menit sebelum setiap match untuk menjaga fokus.
Dengan latihan konsisten, bahkan pemain klub bisa meningkatkan kecepatan smash hingga 300 km/jam dalam enam bulan. Tapi ingat, keselamatan dulu: gunakan pelindung pergelangan tangan dan istirahat jika merasa pegal.
Dampak Lebih Luas: Badminton Kanada Bangkit, Inspirasi Global
Kemenangan Victor Lai bukan hanya cerita satu orang; ini adalah angin segar bagi olahraga badminton di Kanada. Sebelum 2025, anggota Badminton Canada hanya sekitar 50.000 orang, jauh di belakang negara-negara Asia. Pasca-medali ini, pendaftaran klub meningkat 30% dalam seminggu, menurut data awal federasi. Pemerintah Kanada pun berjanji menambah dana pelatihan sebesar 5 juta dolar Kanada untuk program junior.
Di tingkat global, prestasi Lai mengingatkan kita bahwa badminton adalah olahraga inklusif. Tak perlu lahir di negara badminton-raksasa untuk bersinar; cukup tekad dan strategi. Bagi Indonesia, China, atau India yang mendominasi, ini adalah peringatan: kompetisi semakin ketat dari segala penjuru dunia.
Sebagai jurnalis yang telah meliput puluhan turnamen, saya melihat Lai sebagai simbol perubahan. Ia bukan superhero; ia manusia biasa yang berlatih keras. Medali perunggu itu mungkin kecil dibanding emas, tapi nilainya tak ternilai bagi generasi muda Kanada yang kini bermimpi memegang raket.
Victor Lai, selamat datang di panteon badminton dunia. Dan bagi pembaca, cobalah smash-nya – siapa tahu, Anda adalah Victor selanjutnya. Turnamen seperti BWF World Championships membuktikan bahwa sejarah bisa diciptakan oleh siapa saja.
