Geger! Viktor Axelsen dan Lee Zii Jia Tersingkir Dini di Hong Kong Open 2025 – Apa Penyebabnya?
Pertama-tama, mari kita ingat siapa dua sosok ini. Viktor Axelsen, sang juara bertahan Olimpiade dan peraih medali emas di berbagai kejuaraan dunia, dikenal dengan gaya permainannya yang agresif dan stamina luar biasa. Pria berusia 31 tahun ini sering disebut sebagai "raja" tunggal putra modern, dengan rekor kemenangan yang membuat lawan-lawannya gemetar. Sementara itu, Lee Zii Jia, bintang muda Malaysia berusia 27 tahun, telah menjelma menjadi harapan baru Asia Tenggara. Dengan smash mematikan dan mobilitas tinggi, Lee pernah mengalahkan Axelsen di final All England 2021, membuktikan bahwa dia bukan sekadar underdog, tapi ancaman nyata bagi siapa pun.
Namun, di Hong Kong Open kali ini, keduanya seperti kehilangan sentuhan ajaib mereka. Axelsen, yang masuk sebagai unggulan pertama, tersingkir di babak 16 besar setelah dikalahkan oleh pemain tuan rumah, Angus Ng Ka Long, dalam pertarungan tiga game yang ketat: 21-19, 18-21, 15-21. Ini adalah kekalahan pertama Axelsen di turnamen level Super 500 sejak dua tahun lalu, dan yang lebih mengejutkan, dia terlihat kurang dominan di lapangan. Sementara Lee Zii Jia, unggulan ketiga, bahkan lebih tragis: dia kalah di babak 32 besar dari pemain Thailand, Kunlavut Vitidsarn, dengan skor 16-21, 21-18, 19-21. Lee, yang biasanya lincah dan taktis, justru membuat banyak kesalahan tak terpaksa, termasuk smes yang sering keluar garis.
Apa yang sebenarnya terjadi? Dari pengamatan di lapangan, ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab utama. Pertama, jadwal turnamen yang melelahkan. Musim 2025 ini penuh dengan kompetisi berturut-turut, mulai dari Olimpiade Paris 2024 yang baru usai hingga rangkaian Super Series di Asia. Axelsen sendiri mengakui dalam konferensi pers pasca-pertandingan bahwa tubuhnya belum sepenuhnya pulih dari cedera ringan di pergelangan kaki yang dideritanya sejak awal tahun. "Saya merasa stamina saya tidak seperti biasa. Lawan bermain sangat baik, tapi saya harus introspeksi diri," ujar Axelsen dengan nada kecewa, sambil menatap ke depan untuk turnamen berikutnya.
Sementara itu, bagi Lee Zii Jia, isu mental tampaknya lebih dominan. Pemain M
alaysia ini telah berjuang dengan tekanan tinggi sejak meninggalkan tim nasional pada 2022 untuk menjadi atlet independen. Meski sukses merebut gelar di beberapa turnamen, Lee sering kali goyah di momen krusial. Di Hong Kong, dia terlihat ragu-ragu dalam mengambil keputusan, terutama saat game ketiga di mana Vitidsarn memanfaatkan kesalahan servisnya. Pelatih Lee, Wong Tat Meng, menyebut bahwa faktor psikologis ini perlu diatasi dengan sesi latihan mental yang lebih intens. "Lee punya talenta luar biasa, tapi bulu tangkis bukan hanya soal fisik. Kami akan evaluasi dan kembali lebih kuat," kata Wong.
Kejutan ini juga tak lepas dari performa lawan-lawan mereka yang semakin matang. Angus Ng Ka Long, misalnya, adalah pemain tuan rumah yang didukung penuh oleh penonton. Dengan strategi defensif yang solid, Ng mampu memaksa Axelsen bermain panjang dan kehilangan ritme. Begitu pula Kunlavut Vitidsarn, juara dunia 2023, yang menunjukkan mengapa dia dianggap sebagai generasi baru tunggal putra. Vitidsarn's net play yang presisi dan kemampuan membaca permainan lawan menjadi kunci kemenangannya atas Lee.
Dampak dari tersingkirnya dua bintang ini tentu saja membuat turnamen Hong Kong Open 2025 semakin terbuka lebar. Kini, para unggulan lain seperti Jonatan Christie dari Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, atau bahkan pemain China seperti Shi Yuqi, memiliki peluang lebih besar untuk merebut gelar. Bagi penggemar, ini adalah berkah terselubung: kompetisi menjadi lebih seru dan tak terduga. Namun, bagi Axelsen dan Lee, ini adalah panggilan bangun untuk merevitalisasi strategi mereka menjelang Kejuaraan Dunia akhir tahun.
Di akhir hari, bulu tangkis adalah olahraga yang penuh kejutan. Tersingkirnya Axelsen dan Lee mengingatkan kita bahwa tak ada yang abadi di lapangan hijau. Apakah ini akhir dari era dominasi mereka? Atau justru awal dari comeback epik? Hanya waktu yang akan menjawab. Tetap pantau perkembangan terbaru dari turnamen ini, karena drama bulu tangkis tak pernah berhenti!
